Apa itu Metode Agile?
Metode Agile adalah cara kerja dalam manajemen proyek yang fleksibel dan bertahap. Proyek dibagi jadi bagian-bagian kecil yang disebut sprint (biasanya 2–4 minggu). Di setiap sprint, tim akan merancang, mengembangkan, menguji, lalu memperbaiki produknya berdasarkan hasil dan masukan yang didapat.
Cocok digunakan jika:
Kamu belum tahu semua kebutuhan sejak awal dan bisa berubah di tengah jalan.
Kamu butuh hasil cepat dan ingin terus mengecek kemajuan.
Kamu ingin melibatkan pengguna dan stakeholder selama proses berlangsung.
Kamu suka mencoba dan memperbaiki secara bertahap.
Contoh:
Misalnya kamu membuat aplikasi, minggu pertama kamu buat fitur login, minggu kedua kamu buat halaman utama, lalu kamu langsung uji dan perbaiki berdasarkan masukan pengguna.
Keuntungan Metode Agile
Kerja tim lebih kompak
Semua orang seperti desainer, developer, dan pemilik bisnis bekerja bareng. Jadi lebih cepat dan minim salah paham.
Mudah beradaptasi
Kalau ada perubahan ide atau kebutuhan, tinggal ubah di sprint berikutnya tanpa harus mulai dari awal.
Fokus ke pengguna
Agile minta pendapat dari pengguna secara terus-menerus, jadi produk akhirnya lebih sesuai kebutuhan mereka.
Masalah cepat diatasi
Karena pengujian dilakukan sambil berjalan, bug bisa langsung ditemukan dan diperbaiki.
Kerja jadi ringan dan fokus
Karena sprint hanya beberapa minggu, tim tidak merasa kewalahan dan tetap semangat.
Aktivitas Utama dalam Agile
Pengembangan Konsep:
Semua tim berdiskusi tentang ide produk, siapa penggunanya, fitur apa saja yang dibutuhkan, dan tujuan bisnisnya.
Prototyping Cepat:
Tim membuat desain awal yang sederhana (wireframe/mockup) untuk dilihat dan dicoba.
Pengujian oleh Pengguna:
Tim meminta pengguna atau stakeholder mencoba produknya dan memberikan masukan.
Iterasi (Perbaikan Terus-Menerus):
Berdasarkan masukan, tim akan mengubah atau memperbaiki desain dan fitur.
Peluncuran Produk:
Produk diluncurkan, tapi bukan akhir dari proses. Tim akan terus memantau dan memperbaiki jika perlu.
Apa itu Metode Waterfall?
Metode Waterfall adalah cara kerja proyek yang berurutan dan terstruktur. Kamu harus menyelesaikan satu tahap dulu sebelum lanjut ke tahap berikutnya. Jadi prosesnya seperti air terjun yang mengalir ke bawah secara urut.
Cocok digunakan jika:
Kebutuhan dan rencana sudah jelas sejak awal dan tidak akan banyak berubah.
Kamu punya cukup waktu dan dana untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai akhir.
Produkmu harus memenuhi standar atau aturan tertentu (misalnya untuk pemerintahan atau industri medis).
Kamu butuh proses yang bisa diulang dan konsisten.
Contoh:
Kamu bikin aplikasi, tapi kamu harus menyelesaikan desain dulu, baru bisa masuk ke coding, lalu testing, dan terakhir baru peluncuran.
Keuntungan Metode Waterfall
Rencana yang jelas dan rapi
Semua tahap dan jadwal sudah ditentukan dari awal. Jadi semua orang tahu apa yang harus dilakukan.
Mudah dijadwalkan
Karena tahapan tidak tumpang tindih, kamu bisa membuat timeline yang teratur.
Dokumentasi lengkap
Setiap langkah dicatat dengan detail, jadi orang baru yang masuk bisa langsung mengerti.
Kontrol kualitas ketat
Produk akan diuji secara menyeluruh di akhir, jadi hasilnya lebih terjamin (apalagi untuk produk yang harus lolos sertifikasi).
Langkah-langkah Waterfall
Pengumpulan Kebutuhan:
Kamu diskusi dengan tim dan klien tentang apa saja yang harus dibuat, berapa biayanya, dan berapa lama waktunya.
Desain:
Tim membuat gambar dan rancangan lengkap untuk produk.
Pembangunan (Implementasi):
Developer membuat produk berdasarkan desain yang sudah disepakati.
Pengujian:
Produk diuji oleh tim QA (Quality Assurance) untuk memastikan tidak ada bug atau kesalahan.
Peluncuran (Deployment):
Produk dirilis ke pengguna.
Pemeliharaan:
Setelah produk dipakai, mungkin ada perbaikan bug atau penambahan fitur baru.
Perbandingan Singkat: Agile vs Waterfall
Aspek |
Agile |
Waterfall |
Proses kerja |
Iteratif dan fleksibel |
Berurutan dan terstruktur |
Perubahan |
Bisa kapan saja selama proyek berjalana |
Sulit, hanya bisa di akhir proyek |
Feedback pengguna |
Didapat selama proses berlangsung |
Didapat setelah produk selesai |
Tim kerja |
Semua orang kerja bareng, sering diskusi |
Masing-masing bagian kerja sesuai urutan |
Cocok untuk |
Proyek cepat berubah dan butuh banyak masukan |
Proyek besar, kompleks, dan butuh ketepatan |
Mulai dengan FigJam dari Figma
Kamu bisa pakai FigJam untuk bantu merancang dan mengelola proyek agile atau waterfall:
Untuk Agile: Coba template seperti sprint planning, agile roadmap, atau OKR board.
Untuk Waterfall: Pakai Gantt chart, project plan, atau RACI matrix.
Jadi, metode mana yang lebih cocok?
👉 Kalau kamu sering ubah rencana dan butuh banyak kolaborasi: Agile.
👉 Kalau kamu mau struktur yang jelas dan tetap dari awal sampai akhir: Waterfall.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juni 2025
Belajar CSS Lanjutan #265 | CSS column-rule-style Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juni 2025
Belajar CSS Lanjutan #264 | CSS column-rule-color Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juni 2025
Belajar CSS Lanjutan #263 | CSS column-rule Property