Install Web App

Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

03 Juni 2025

Apa itu Metode Agile?

Metode Agile adalah cara kerja dalam manajemen proyek yang fleksibel dan bertahap. Proyek dibagi jadi bagian-bagian kecil yang disebut sprint (biasanya 2–4 minggu). Di setiap sprint, tim akan merancang, mengembangkan, menguji, lalu memperbaiki produknya berdasarkan hasil dan masukan yang didapat.

Cocok digunakan jika:

  • Kamu belum tahu semua kebutuhan sejak awal dan bisa berubah di tengah jalan.

  • Kamu butuh hasil cepat dan ingin terus mengecek kemajuan.

  • Kamu ingin melibatkan pengguna dan stakeholder selama proses berlangsung.

  • Kamu suka mencoba dan memperbaiki secara bertahap.

Contoh:

Misalnya kamu membuat aplikasi, minggu pertama kamu buat fitur login, minggu kedua kamu buat halaman utama, lalu kamu langsung uji dan perbaiki berdasarkan masukan pengguna.

Keuntungan Metode Agile

  1. Kerja tim lebih kompak
    Semua orang seperti desainer, developer, dan pemilik bisnis bekerja bareng. Jadi lebih cepat dan minim salah paham.

  2. Mudah beradaptasi
    Kalau ada perubahan ide atau kebutuhan, tinggal ubah di sprint berikutnya tanpa harus mulai dari awal.

  3. Fokus ke pengguna
    Agile minta pendapat dari pengguna secara terus-menerus, jadi produk akhirnya lebih sesuai kebutuhan mereka.

  4. Masalah cepat diatasi
    Karena pengujian dilakukan sambil berjalan, bug bisa langsung ditemukan dan diperbaiki.

  5. Kerja jadi ringan dan fokus
    Karena sprint hanya beberapa minggu, tim tidak merasa kewalahan dan tetap semangat.

Aktivitas Utama dalam Agile

  1. Pengembangan Konsep:
    Semua tim berdiskusi tentang ide produk, siapa penggunanya, fitur apa saja yang dibutuhkan, dan tujuan bisnisnya.

  2. Prototyping Cepat:
    Tim membuat desain awal yang sederhana (wireframe/mockup) untuk dilihat dan dicoba.

  3. Pengujian oleh Pengguna:
    Tim meminta pengguna atau stakeholder mencoba produknya dan memberikan masukan.

  4. Iterasi (Perbaikan Terus-Menerus):
    Berdasarkan masukan, tim akan mengubah atau memperbaiki desain dan fitur.

  5. Peluncuran Produk:
    Produk diluncurkan, tapi bukan akhir dari proses. Tim akan terus memantau dan memperbaiki jika perlu.

Apa itu Metode Waterfall?

Metode Waterfall adalah cara kerja proyek yang berurutan dan terstruktur. Kamu harus menyelesaikan satu tahap dulu sebelum lanjut ke tahap berikutnya. Jadi prosesnya seperti air terjun yang mengalir ke bawah secara urut.

Cocok digunakan jika:

  • Kebutuhan dan rencana sudah jelas sejak awal dan tidak akan banyak berubah.

  • Kamu punya cukup waktu dan dana untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai akhir.

  • Produkmu harus memenuhi standar atau aturan tertentu (misalnya untuk pemerintahan atau industri medis).

  • Kamu butuh proses yang bisa diulang dan konsisten.

Contoh:

Kamu bikin aplikasi, tapi kamu harus menyelesaikan desain dulu, baru bisa masuk ke coding, lalu testing, dan terakhir baru peluncuran.

Keuntungan Metode Waterfall

  1. Rencana yang jelas dan rapi
    Semua tahap dan jadwal sudah ditentukan dari awal. Jadi semua orang tahu apa yang harus dilakukan.

  2. Mudah dijadwalkan
    Karena tahapan tidak tumpang tindih, kamu bisa membuat timeline yang teratur.

  3. Dokumentasi lengkap
    Setiap langkah dicatat dengan detail, jadi orang baru yang masuk bisa langsung mengerti.

  4. Kontrol kualitas ketat
    Produk akan diuji secara menyeluruh di akhir, jadi hasilnya lebih terjamin (apalagi untuk produk yang harus lolos sertifikasi).

Langkah-langkah Waterfall

  1. Pengumpulan Kebutuhan:
    Kamu diskusi dengan tim dan klien tentang apa saja yang harus dibuat, berapa biayanya, dan berapa lama waktunya.

  2. Desain:
    Tim membuat gambar dan rancangan lengkap untuk produk.

  3. Pembangunan (Implementasi):
    Developer membuat produk berdasarkan desain yang sudah disepakati.

  4. Pengujian:
    Produk diuji oleh tim QA (Quality Assurance) untuk memastikan tidak ada bug atau kesalahan.

  5. Peluncuran (Deployment):
    Produk dirilis ke pengguna.

  6. Pemeliharaan:
    Setelah produk dipakai, mungkin ada perbaikan bug atau penambahan fitur baru.

Perbandingan Singkat: Agile vs Waterfall

Aspek

Agile

Waterfall

Proses kerja

Iteratif dan fleksibel

Berurutan dan terstruktur

Perubahan

Bisa kapan saja selama proyek berjalana

Sulit, hanya bisa di akhir proyek

Feedback pengguna

Didapat selama proses berlangsung

Didapat setelah produk selesai

Tim kerja

Semua orang kerja bareng, sering diskusi

Masing-masing bagian kerja sesuai urutan

Cocok untuk

Proyek cepat berubah dan butuh banyak masukan

Proyek besar, kompleks, dan butuh ketepatan

Mulai dengan FigJam dari Figma

Kamu bisa pakai FigJam untuk bantu merancang dan mengelola proyek agile atau waterfall:

  • Untuk Agile: Coba template seperti sprint planning, agile roadmap, atau OKR board.

  • Untuk Waterfall: Pakai Gantt chart, project plan, atau RACI matrix.

Jadi, metode mana yang lebih cocok?
👉 Kalau kamu sering ubah rencana dan butuh banyak kolaborasi: Agile.
👉 Kalau kamu mau struktur yang jelas dan tetap dari awal sampai akhir: Waterfall.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning

130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis

131. Belajar Figma. #131 Strategy Map

132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis

133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning

134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix

136. Belajar Figma. #136 Kanban Board

137. Belajar Figma. #137 Project Proposal

138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis

139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix

140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart

141. Belajar Figma. #141 Project Charter?

142. Belajar Figma. #142 User Journey Map

143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart

144. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya