Install Web App

Belajar Figma. #139 Decision Matrix

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

04 Juni 2025

Apa itu Decision Matrix?

Decision matrix atau matriks keputusan adalah alat bantu yang bisa membantumu membuat keputusan saat kamu dihadapkan pada banyak pilihan yang membingungkan.

Contohnya seperti ini:
Kamu ingin memilih satu dari tiga aplikasi desain grafis. Semuanya terlihat bagus, tapi kamu ingin tahu mana yang paling cocok berdasarkan berbagai hal, misalnya: harga, fitur, kemudahan dipakai, dan dukungan pengguna. Nah, decision matrix membantu kamu membandingkan semuanya secara adil dan berdasarkan angka.

Caranya?
Kamu membuat tabel, menuliskan semua pilihan di bagian atas, dan kriteria penilaian di sisi kiri. Lalu, kamu beri skor setiap pilihan sesuai dengan kriteria tersebut. Skor ini bisa positif atau negatif. Setelah itu, kamu jumlahkan skor untuk setiap pilihan. Pilihan dengan nilai tertinggi adalah yang paling cocok untuk kamu ambil.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Decision Matrix?

Gunakan decision matrix saat:

  • Kamu punya lebih dari dua pilihan dan semuanya terlihat mirip.

  • Kamu ingin membuat keputusan penting yang butuh pertimbangan dari berbagai sisi.

  • Kamu ingin mengurangi rasa ragu dan memilih secara objektif, bukan sekadar perasaan.

  • Kamu bekerja dalam tim dan butuh cara visual untuk berdiskusi bersama.

Jangan gunakan matriks ini kalau:

  • Pilihanmu cuma satu-dua dan bisa dipilih dengan cepat.

  • Kamu bisa menyelesaikannya cukup dengan daftar "kelebihan vs kekurangan".

  • Masalahnya belum jelas atau kamu masih dalam tahap mencari ide.

  • Kriteria yang kamu pakai terlalu sulit untuk dinilai dengan angka.

Hal yang Harus Kamu Pertimbangkan Sebelum Membuatnya

Sebelum kamu membuat decision matrix, pastikan kamu bisa menjawab “ya” untuk pertanyaan-pertanyaan ini:

  1. Apakah kamu punya satu kondisi sebagai acuan awal (baseline) untuk dibandingkan?

  2. Apakah kamu punya dua atau lebih pilihan yang bisa dibandingkan?

  3. Apakah kamu punya beberapa kriteria yang penting untuk menilai setiap pilihan?

  4. Bisakah kamu memberikan nilai dan bobot penting untuk setiap kriteria?

Kalau semua jawabannya ya, berarti kamu siap membuat decision matrix.

Bagian-Bagian Utama dalam Decision Matrix

Sebuah decision matrix biasanya terdiri dari tiga bagian:

  1. Sumbu X (horizontal): berisi pilihan-pilihan yang akan kamu bandingkan. Misalnya: Aplikasi A, B, dan C.

  2. Sumbu Y (vertikal): berisi kriteria penilaian, seperti harga, fitur, atau kemudahan digunakan.

  3. Jumlah skor: hasil penjumlahan nilai dari tiap pilihan untuk melihat mana yang nilainya paling tinggi.

Cara Memberi Nilai

Pertama-tama, kamu tentukan kondisi awal (baseline). Baseline ini adalah kondisi saat ini, misalnya software yang kamu pakai sekarang. Semua kriteria pada baseline diberi nilai 0.

Lalu, kamu bandingkan pilihan lainnya dengan skala seperti ini:

Nilai

Arti

-3

Paling buruk dibanding baseline

-2

Lebih buruk

-1 

Kurang bagus

0

Sama dengan baseline

+1

Sedikit lebih baik

+2

Lebih baik

+3

Jauh lebih baik

Semakin besar nilainya, semakin baik pilihan tersebut.

Langkah-Langkah Membuat Decision Matrix

  1. Buat tabel atau grid
    Buat kotak-kotak seperti tabel di kertas atau di komputer. Pastikan cukup untuk semua pilihan dan kriteria.

  2. Isi baris atas (sumbu X) dengan semua pilihan yang akan dibandingkan.
    Jangan lupa tambahkan satu kolom khusus untuk baseline (kondisi sekarang).

  3. Isi kolom kiri (sumbu Y) dengan kriteria penilaian.
    Contohnya: harga, fitur, performa, kemudahan pemakaian, dan lainnya.

  4. Beri nilai setiap pilihan berdasarkan kriteria tersebut.
    Gunakan skala -3 sampai +3. Baseline selalu bernilai 0.

  5. Jumlahkan nilai dari atas ke bawah untuk setiap pilihan.
    Pilihan dengan nilai paling tinggi adalah pilihan terbaik.

Tips Supaya Hasilnya Akurat dan Berguna

  1. Diskusikan kriteria bersama tim atau orang lain
    Jangan hanya memakai pendapat pribadi. Ajak orang lain yang juga berkepentingan.

  2. Pastikan kriterianya lengkap dan tidak ada yang diabaikan
    Misalnya, jangan lupakan “biaya pelatihan” kalau itu penting.

  3. Gunakan kata-kata yang jelas dan spesifik
    Daripada menulis “murah”, lebih baik tulis “biaya langganan per bulan”.

Kesimpulan: Kenapa Ini Berguna?

Dengan decision matrix, kamu bisa membuat keputusan penting dengan lebih percaya diri. Bukan berdasarkan perasaan, tapi dari data yang kamu susun sendiri. Ini sangat berguna dalam kerja tim, dalam proyek besar, atau saat kamu benar-benar ingin membuat pilihan yang masuk akal.

Kalau kamu pakai alat seperti Figma atau FigJam, kamu bisa langsung membuat decision matrix secara kolaboratif, tag teman, kasih komentar, dan lihat hasilnya bersama dalam satu papan kerja.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning

130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis

131. Belajar Figma. #131 Strategy Map

132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis

133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning

134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix

136. Belajar Figma. #136 Kanban Board

137. Belajar Figma. #137 Project Proposal

138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis

139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix

140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart

141. Belajar Figma. #141 Project Charter?

142. Belajar Figma. #142 User Journey Map

143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart

144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint

145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis

146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)

147. Belajar Figma. #147 SMART Goals

148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR

149. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya