Apa Itu Gantt Chart?
Gantt chart adalah semacam grafik batang yang menunjukkan jadwal kerja atau proyek dalam bentuk visual. Grafik ini membantu kamu dan tim melihat apa saja tugas-tugas dalam sebuah proyek, kapan tugas-tugas itu mulai dan selesai, serta bagaimana urutannya.
Bayangin kamu lagi ngerjain proyek besar, misalnya bikin website. Nah, Gantt chart bisa bantu kamu bagi proyek itu jadi langkah-langkah kecil, lalu tunjukin kapan masing-masing langkah harus dikerjain. Jadi, kamu bisa lihat semuanya dalam satu tampilan — kayak kalender proyek tapi lebih lengkap.
Gantt chart ini udah dipakai sejak lama banget, awalnya dibuat oleh seorang insinyur bernama Henry Gantt di akhir 1800-an. Dulu buat ngecek kerja karyawan, tapi sekarang dipakai buat banyak hal, terutama dalam manajemen proyek.
Untuk Apa Sih Gantt Chart Dipakai?
Gantt chart itu dipakai karena:
Bikin proyek kelihatan jelas
Proyek besar bisa dibikin lebih mudah dipahami karena dibagi jadi tugas-tugas kecil yang bisa dilihat satu per satu.
Ngebantu ngatur waktu
Kamu bisa lihat kapan tugas dimulai dan kapan harus selesai, jadi semua orang bisa kerja sesuai jadwal.
Lihat hubungan antar tugas
Kadang ada tugas yang gak bisa dimulai sebelum tugas lain selesai. Gantt chart bantu tunjukin hal itu, biar gak tumpang tindih atau keliru urutan kerja.
Contoh: Tim kamu lagi bikin halaman web baru. Tentu kamu gak bisa langsung publish kalau kontennya belum selesai. Dengan Gantt chart, semua itu kelihatan jelas: mana yang duluan, siapa yang kerjain, kapan selesai.
Siapa Aja yang Pakai Gantt Chart?
Gantt chart bisa dipakai siapa aja yang pegang proyek. Tapi yang paling sering pakai antara lain:
Manajer proyek
Mereka butuh alat buat ngatur tim dan jadwal.
Manajer produk
Supaya fitur atau produk baru bisa diluncurkan tepat waktu.
Tim desain, developer, marketing, sampai event organizer
Mereka butuh gambaran jelas soal tugas dan waktunya.
Intinya, siapa pun yang punya proyek dengan banyak tugas bisa pakai Gantt chart buat bantu atur semuanya.
Gimana Tahu Kalau Proyekmu Cocok Pakai Gantt Chart?
Kalau kamu lagi ngerjain proyek yang punya:
Banyak tugas
Banyak orang terlibat
Jadwal yang harus diikuti
Tugas-tugas yang saling bergantung
...maka Gantt chart cocok banget buat kamu.
Manfaat utamanya:
Semua bisa lihat urutan kerja dari awal sampai akhir
Bisa lihat siapa ngerjain apa
Tahu mana tugas yang penting banget (yang gak boleh telat)
Lebih gampang atur waktu dan sumber daya tim
Cara Bikin Gantt Chart (5 Langkah Mudah)
1. Kumpulin Detail Proyek Dulu
Sebelum bikin chart-nya, pastiin kamu udah punya info penting kayak:
Kapan proyek mulai dan selesai
Apa aja hasil yang mau dicapai (misalnya: halaman web, video, laporan)
Tugas-tugas yang penting
Siapa aja timnya
Tugas mana yang saling bergantung
Tips: Kadang setelah proyek selesai, ada tugas lanjutan juga. Misalnya, setelah launching website, kamu mungkin perlu monitoring performanya. Catat juga itu.
2. Bagi Proyek Jadi Tugas-Tugas Kecil
Setelah tahu hasil akhirnya, kamu bagi proyek jadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih spesifik.
Contoh:
Daripada cuma nulis "Buat halaman web", kamu bisa pecah jadi:
Cari ilustrasi
Desain tombol CTA
Tulis konten
Review desain
Tips: Kalau bingung, kamu bisa pakai metode WBS (Work Breakdown Structure) biar lebih rapi dalam mengatur tugas.
3. Atur Jadwal dan Urutan Tugas
Sekarang waktunya bikin garis waktu (timeline). Taruh di bagian atas chart. Terus buat batang horizontal buat tiap tugas, dari tanggal mulai sampai selesai.
Jangan lupa tandain urutan tugas yang saling bergantung.
Contoh:
Kamu gak bisa nulis artikel sebelum outline-nya disetujui. Nah, kamu bisa tunjukin itu dengan anak panah yang menghubungkan dua tugas.
Tips: Cari juga jalur kritis—yaitu urutan tugas yang kalau salah satu telat, proyek keseluruhan juga ikut mundur.
4. Tambahkan Milestone (Tanda Penting)
Milestone itu titik penting dalam proyek, misalnya:
Kick-off meeting
Draft selesai
Persetujuan dari atasan
Hari peluncuran
Biasanya ditandai dengan simbol seperti diamond (🔶), biar gampang kelihatan di chart-nya.
Tips: Sesuaikan milestone dengan kebutuhan tim kamu. Kamu bisa pakai milestone buat atur waktu rapat, evaluasi, atau presentasi.
5. Gunakan Warna Biar Lebih Mudah Dibaca
Warna bikin chart jadi gampang dimengerti. Kamu bisa pakai warna untuk:
Nunjukin status tugas (belum mulai, dikerjakan, selesai)
Tunjukin siapa yang ngerjain
Tunjukin level prioritas
Bedain fase proyek
Tips: Bikin legend (penjelasan warna) di bagian atas chart supaya semua orang ngerti arti warna-warna itu.
Contoh Gantt Chart
Misalnya kamu lagi bikin artikel blog. Gantt chart-nya bisa punya:
Timeline di bagian atas
Tugas-tugas seperti "Riset", "Tulis draft 1", "Review", "Final edit", "Publish"
Warna yang beda untuk tiap fase (misalnya: riset = biru, tulis = hijau, revisi = merah)
Panah antar tugas yang saling berkaitan
Simbol diamond buat milestone kayak "Draft selesai" dan "Publish"
Dengan begitu, siapa pun yang lihat chart itu langsung ngerti alur kerja dan status proyek.
Bikin Gantt Chart di FigJam
FigJam punya template Gantt chart yang udah siap pakai. Kamu bisa:
Drag & drop elemen kayak batang tugas, panah, warna, simbol milestone
Kolaborasi bareng tim langsung di dalam FigJam pakai fitur real-time
Pakai template tambahan seperti "Kickoff Meeting" atau "Meeting Notes" biar lebih rapi
Jadi kamu gak perlu mulai dari nol — tinggal pakai yang udah disiapkan, terus sesuaikan dengan proyekmu.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals