Apa itu Eisenhower Matrix?
Pernah merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang menumpuk? Kadang kita bingung harus mulai dari mana. Nah, Eisenhower Matrix adalah alat bantu yang bisa membantu kamu mengelompokkan dan menentukan prioritas tugas-tugas kamu berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kedesakan.
Nama alat ini diambil dari Presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower, yang pernah berkata:
“Saya punya dua jenis masalah: yang mendesak dan yang penting. Yang mendesak biasanya tidak penting, dan yang penting jarang mendesak.”
Dari filosofi ini, Eisenhower Matrix dibuat untuk membantu orang tidak terjebak menyelesaikan hal-hal kecil yang terasa mendesak, tapi lupa pada tugas besar yang penting untuk jangka panjang.
Bagaimana Bentuk Eisenhower Matrix?
Matrix ini berbentuk kotak besar yang dibagi menjadi empat bagian (kuadran). Setiap kuadran berisi jenis tugas yang berbeda, tergantung apakah tugas itu penting dan/atau mendesak:
1. Penting & Mendesak (Lakukan Sekarang)
Ini tugas yang tidak bisa ditunda dan juga berdampak besar.
Biasanya ini tugas yang punya deadline dekat dan penting untuk hasil kerja atau proyek.
Contoh:
Memperbaiki error di website sebelum peluncuran.
Menyelesaikan laporan yang harus dikumpulkan hari ini.
2. Penting Tapi Tidak Mendesak (Jadwalkan Nanti)
Tugas ini sangat penting, tapi tidak harus dilakukan sekarang juga.
Tugas-tugas di sini biasanya berhubungan dengan rencana jangka panjang.
Kalau terus ditunda, tugas-tugas ini bisa berubah jadi mendesak.
Contoh:
Menyusun strategi bisnis untuk 3 bulan ke depan.
Mengikuti pelatihan untuk meningkatkan skill.
3. Mendesak Tapi Tidak Penting (Delegasikan ke Orang Lain)
Ini tugas yang terasa perlu cepat diselesaikan, tapi sebenarnya tidak harus kamu sendiri yang kerjakan.
Cocok untuk didelegasikan ke rekan kerja, asisten, atau freelancer.
Contoh:
Membalas email rutin dari klien.
Menyusun laporan mingguan yang tidak terlalu berdampak.
4. Tidak Penting & Tidak Mendesak (Abaikan atau Hapus)
Tugas di sini biasanya menghabiskan waktu tapi tidak memberikan hasil nyata.
Kalau kamu sedang sibuk, tugas-tugas ini sebaiknya dihapus saja dari daftar.
Contoh:
Ikut rapat yang tidak relevan dengan pekerjaanmu.
Scroll media sosial tanpa tujuan yang jelas.
Kenapa Eisenhower Matrix Penting?
Tanpa sadar, banyak orang lebih memilih mengerjakan tugas yang mudah dan cepat selesai, walaupun itu sebenarnya tidak penting. Ini dikenal sebagai mere urgency effect—kita lebih suka menyelesaikan hal kecil yang cepat selesai, daripada fokus ke hal besar yang butuh waktu.
Eisenhower Matrix membantu kamu melawan kebiasaan ini dengan menyusun daftar tugas berdasarkan manfaat dan dampaknya. Jadi kamu tidak hanya terlihat sibuk, tapi benar-benar produktif dan mengerjakan hal yang penting.
Manfaat Menggunakan Eisenhower Matrix
Dengan menggunakan matrix ini, kamu dan tim bisa:
Menentukan prioritas yang lebih jelas dalam pekerjaan sehari-hari.
Menghindari stres karena semua tugas terasa penting.
Bekerja lebih efisien karena fokus hanya pada hal yang berdampak besar.
Membantu seluruh tim berkolaborasi lebih baik, karena semua tahu apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Cara Menggunakan Eisenhower Matrix
Kamu bisa mulai dengan menulis semua tugas yang ada di daftar to-do kamu. Lalu, kelompokkan satu per satu ke dalam empat kuadran tadi.
Contoh langkahnya:
Tulis semua tugas atau proyek.
Tanya ke diri sendiri:
Apakah ini penting untuk tujuan utama saya?
Apakah ini mendesak, harus segera dilakukan?
Tempatkan tugas itu ke kuadran yang sesuai:
Kuadran 1: Kerjakan sekarang.
Kuadran 2: Jadwalkan untuk nanti.
Kuadran 3: Delegasikan.
Kuadran 4: Hapus atau abaikan.
Kamu juga bisa pakai template Eisenhower Matrix di FigJam (Figma) untuk mengatur ini secara visual.
Tips agar Lebih Efektif Menggunakan Matrix Ini
Berikut beberapa tips agar Eisenhower Matrix kamu benar-benar membantu:
Jangan kebanyakan tugas di satu kuadran
Idealnya, isi maksimal 7 tugas di setiap kuadran supaya tidak membingungkan.
Pisahkan tugas kerja dan tugas pribadi
Buat dua matrix: satu untuk pekerjaan, satu lagi untuk urusan pribadi seperti belanja, olahraga, atau keluarga.
Update secara berkala
Tugas bisa berubah status. Misalnya, tugas penting yang tadinya tidak mendesak bisa jadi mendesak minggu depan. Jadi, selalu cek dan update matrix kamu.
Gunakan FigJam untuk Membuat Eisenhower Matrix Bareng Tim
FigJam adalah alat kolaborasi online dari Figma yang bisa kamu gunakan untuk membuat Eisenhower Matrix secara bersama-sama. Fitur-fiturnya:
Kolaborasi real-time: semua orang bisa ikut menyusun, memberi komentar, atau diskusi langsung.
Kustomisasi tampilan: ubah warna, tambahkan stiker, dan buat matrix kamu lebih menarik.
Lacak status tugas: kamu bisa menambahkan keterangan siapa yang mengerjakan tugas mana dan kapan.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals