Apa itu Project Proposal?
Project proposal adalah dokumen atau tulisan yang menjelaskan rencana sebuah proyek secara lengkap dan terperinci. Di dalamnya kamu menjelaskan apa tujuan proyek, siapa saja yang terlibat, apa saja yang akan dikerjakan, berapa biayanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan kenapa proyek ini penting.
Tujuan utama dari proposal ini adalah untuk meyakinkan orang lain—misalnya atasan, klien, investor, atau anggota tim—agar mereka setuju dan mendukung proyek kamu. Mereka juga bisa membantu memberikan uang, tenaga kerja, atau izin agar proyek bisa berjalan.
Bayangkan kamu ingin bikin acara besar atau produk baru. Supaya orang lain percaya dan mendukung idemu, kamu harus bisa menjelaskan semuanya secara jelas dan meyakinkan. Nah, di situlah fungsi project proposal.
Kenapa project proposal itu penting?
Menulis proposal proyek itu bukan sekadar formalitas. Ada banyak manfaatnya, antara lain:
Menyatukan tim dalam satu tujuan
Semua orang jadi tahu arah dan tujuan proyek, sehingga bisa kerja bareng tanpa salah paham.
Menjelaskan nilai proyek ke orang luar
Misalnya ke klien baru, investor, atau atasan. Proposal ini menunjukkan bahwa proyek kamu layak didukung karena punya manfaat.
Menunjukkan bahwa kamu profesional dan siap
Proposal yang rapi dan detail bikin orang percaya bahwa kamu tahu apa yang kamu lakukan.
Kapan harus membuat project proposal?
Kamu perlu menulis proposal proyek saat:
Mau memilih vendor atau mitra kerja
Proposal bisa membantu kamu membandingkan layanan dari beberapa pihak—mana yang paling sesuai dari segi harga, hasil, dan cara kerjanya.
Ingin mendapatkan kepercayaan dari atasan atau klien
Dengan proposal, kamu bisa menunjukkan bahwa kamu paham apa yang akan kamu kerjakan dan sudah mempertimbangkan berbagai risiko.
Ingin mengatur anggaran dan waktu kerja
Proposal memuat perhitungan biaya dan jadwal. Jadi kamu bisa mulai merencanakan lebih jelas.
Mau menjelaskan proyek ke klien
Supaya klien paham apa yang akan mereka dapat, kapan hasilnya keluar, dan berapa biayanya.
Mau memulai proyek secara resmi
Setelah proposal disetujui, proyek bisa langsung dimulai karena semua sudah jelas: dari jadwal, tim, sampai biaya.
Jenis-jenis project proposal
Proposal itu tidak selalu sama bentuknya. Ada beberapa jenis tergantung kebutuhan:
Solicited Proposal
Proposal yang dibuat karena ada permintaan resmi (biasanya disebut RFP - Request for Proposal). Misalnya, perusahaan mencari jasa desain dan membuka “lowongan” untuk vendor mengirimkan proposal.
Unsolicited Proposal
Proposal yang dikirim secara sukarela tanpa diminta. Misalnya kamu menawarkan kerja sama ke perusahaan, walaupun mereka tidak sedang mencari vendor.
Informal Proposal
Proposal yang ditulis tanpa format formal, biasanya ditujukan ke orang-orang yang sudah mengenal proyeknya. Lebih santai dan langsung ke poin penting.
Supplemental / Continuation / Renewal Proposal
Proposal tambahan untuk proyek yang sedang berjalan. Misalnya, kamu ingin memperpanjang proyek, menambah anggaran, atau mengubah ruang lingkup kerja.
Cara membuat project proposal dalam 5 langkah
Walaupun kelihatannya rumit, bikin proposal proyek bisa kamu lakukan dalam 5 langkah sederhana:
1. Jelaskan tujuan, manfaat, risiko, dan cara menghadapinya
Mulai dari:
Apa yang ingin kamu capai dengan proyek ini?
Apa manfaatnya bagi perusahaan, tim, atau klien?
Apa saja risiko yang mungkin terjadi?
Bagaimana cara kamu mengatasi risiko tersebut?
Contoh: Kalau kamu membuat aplikasi kasir, manfaatnya adalah memudahkan toko mencatat transaksi. Risikonya, mungkin aplikasinya error. Solusinya? Kamu sediakan tim teknis untuk perbaikan cepat.
2. Tentukan tujuan, anggaran, dan kebutuhan proyek
Buat tujuan yang jelas dan terukur (contohnya: selesai dalam 3 bulan, meningkatkan penjualan 20%, dll).
Hitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk alat, software, tenaga kerja, dan lainnya.
Tulis siapa saja yang akan mengerjakan proyek dan apa peran mereka.
3. Jelaskan ruang lingkup dan hasil proyek
Tulis dengan jelas apa saja yang akan kamu kerjakan (dan yang tidak dikerjakan).
Buat daftar tugas dari awal sampai akhir.
Tentukan hasil akhirnya: misalnya aplikasi jadi, website aktif, atau laporan selesai.
4. Buat jadwal waktu (timeline)
Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk setiap bagian proyek.
Buat jadwal dari awal hingga selesai.
Saat proyek berjalan, jadwal ini bisa kamu gunakan untuk memantau kemajuan tim.
5. Tulis ringkasan singkat (executive summary)
Ini semacam ringkasan yang menjelaskan proyek kamu dalam beberapa kalimat. Isinya:
Apa masalahnya?
Apa solusi yang kamu tawarkan?
Kenapa solusi ini penting?
Contoh: "Banyak toko masih mencatat transaksi secara manual, yang rawan kesalahan. Kami membuat aplikasi kasir digital yang mudah digunakan untuk mencatat penjualan dan stok barang secara otomatis."
Tips cepat: Gunakan FigJam untuk mulai menulis proposal
Kalau kamu ingin cara yang lebih praktis, kamu bisa gunakan template project proposal di FigJam (produk dari Figma). FigJam punya fitur drag-and-drop yang mudah digunakan, dan kamu juga bisa menambahkan logo atau warna khas brand kamu agar proposal terlihat profesional.
Kamu juga bisa melihat contoh-contoh proposal yang dibuat oleh komunitas desainer lain untuk dapat inspirasi.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals